Buscar

Kebahagiaan Terindah

Kebahagiaan terindah bagi seorang suami adalah mampu mengarungi kehidupan rumah tangga bersama istri dan anak-anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sebuah ketulusan cinta dan kasih sayang itu diuji oleh Allah dengan berbagai derita dan air mata, apakah kita mampu melewatinya? Ataukah menyerah bahkan malah meninggalkannya? Kekuatan cinta dan kasih sayang akan terlahir dari sikap yang penuh keikhlasan dan hanya berharap keridhaan Allahlah yang mampu mengarungi samudra kehidupan yang tak bertepi, berbagai terpaan badai dan gelombang mampu dilewatinya, itulah yang mewujudkan kebahagiaan yang terindah bagi diri seorang suami. Beliau adalah seorang bapak bersama isteri dan anak-anaknya. Pada suatu hari keluarganya mendapatkan ujian, istrinya tubuhnya meriang, panas tinggi bahkan disentuh saja, ia menjerit. Saat itu juga segera dilarikan ke dokter dan dokter tahu apa yang dideritanya. penyakit yang diderita tidak mengenal watu dan tempat, bisa menyerang kapan saja. Bila penyakitnya muncul, semua sendi akan mengalami peradangan yang luar biasa sakitnya.

Peradangan ini menimbulkan memar dan panas. Sebagai seorang suami, dirinya berusaha untuk tegar, ditahan air matanya agar sang isteri kuat menghadapi sakit yang dirasakan. Dengan penuh kasih sayang ia merawat isterinya, mengangkat badan perlahan-lahan, meletakkan dengan pelan saat memandikan, memakaikan bajunya. Bersama anak-anak, mereka melayani sang ibunda tercinta dengan baik. Ditengah rasa pilu dihati, sebagai suami berusaha untuk tersenyum ketika wajah isterinya tengah menahan sakit. 'Alhamdulillah, Saya beruntung mendapatkan suami seperti ayah. Sabar dan ikhlas. Insya Allah, saya segera sembuh.' Tutur sang isteri, wajahnya begitu terlihat tenang dan tidak sedikitpun mengeluhkan rasa sakit yang menderanya.

Tentu saja ucapan sang isteri membuat hatinya terasa perih, ia teringat bagaimana dulu ketika mereka bertemu dan kemudian memutuskan untuk menikah, diawal pernikahannya pahit getir kehidupan berumah tangga mampu dilewati bersama sampai kemudian anak-anaknya terlahir dan mengasuhnya hingga dewasa, tanpa terasa air matanya menites, rasa takut kehilangan tiba-tiba muncul menghinggapi dirinya, mampu ditepisnya dengan berserah diri kepada Allah. Ditengah kecemasan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi isteri yang dicintainya.

Beberapa hari kemudian , doktor memberitahu kepada beliau bahawa isterinya memiliki harapan untuk sembuh dan keadaanya semakin baik. Bahkan diperkenankan oleh doktor untuk pulang ketika isterinya dinyatakan dalam keadaan sehat walfiat. Dirinya bersama anak-anaknya merasakan kebahagiaan, dengan penuh rasa syukur kepada Allah atas kesembuhan dan kasih sayang yang diberikan Allah bagi keluarganya. 'Terima kasih Ya Allah, atas limpahan kasih sayangMu untuk kami,' tuturnya dengan penuh linangan air mata

0 comments:

Post a Comment